A. Latar Belakang
Mengonsumsi darah ular atau binatang lain seperti biawak, trenggiling, otak monyet, dan kalong, diyakini mampu meningkatkan libido pria. Meskipun bisa dipakai sebagai obat berbagai macam penyakit, namun tetap saja mendongkrak libido menjadi tujuan utama konsumennya. Entah dari mana sejarah memulainya manusia mengonsumsi bagian-bagian dari binatang yang haram menurut beberapa orang, salah satunya adalah ular yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai segala penyakit yang diderita manusia, dari penyakit yang paling ringan sampai penyakit yang paling berat bahkan dapat membahayakan jiwa manusia.
Banyak
bagian-bagian ular yang dapat dimanfaatkan selain di konsumsi, seperti kulitnya
yang dapat dijadikan barang-barang yang dapat menghasilkan nilai jual yang
sangat tinggi, seperti ikat pinggang, tas, dompet berbahan dasar dari kulit
ular. Kulit ular yang memiliki corak warna yang menarik dan kualitas kulitnya
yang baik, nilai jual akan semakin tinggi juga.
Namun terkait
kepercayaan masyarakat akan khasiat mengonsumsi beberapa bagian ular seperti
darah, tangkur dan yang lainnya akan meningkatkan libido seorang pria. Hal ini
membuat beberapa bagian masyarakat tidak setuju dengan pernyataan itu. Karena
di Indonesia mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, sedangkan Islam
mengharamkan binatang tersebut seperti ular trenggiling, kodok, biawak, buaya. Sebagian masyarakat belum mengetahui hukum mengkonsumsi
sebagian hewan ini adalah salah satu alasan beberapa masyarakat khususnya
masyarakat muslim masih mengonsumsi yang diharamkan tersebut.
Selain itu, banyak juga
ahli medis yang sudah membuktikan akan khasiat yang luar biasa dari mengonsumsi
beberapa bagian ular dengan tujuan kesembuhan dari beberapa penyakit yang diderita
kebanyakan masyarakat. Seperti Norbert Zimmermann, seorang ahli
pengobatan dari Bottrop Jerman, melakukan riset terhadap bisa ular untuk
mengobati alergi. Tapi ada juga yang berpendaat lain. Salah satunya, William
Adi Teja, ahli pengobatan di Oetomo Chinese Medical Centre. Menurut master dari
Beijing University of Chinese Medicine itu, dalam teori Chinese Medicine,
penyakit berbahaya memang bisa disembuhkan dengan racun. “Tetapi jangan ditelan
mentah-mentah. Bagaimana racun berbahaya itu diramu sehingga menjadi obat, dan
berapa dosisnya, itu yang belum diketahui secara pasti ilmunya,” ujarnya.
Seperti contoh kasus yang sebelumnya pernah disampaikan dalam presentasi
kelompok, mengonsumsi ramuan dari ekstrak ular dapat menelan korban jiwa, jika
pengolahannya tidak tepat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa saja manfaat dan khasiat ular terhadap kesehatan manusia ?
1. Apa saja manfaat dan khasiat ular terhadap kesehatan manusia ?
2. Apa
saja yang dapat di hasilkan dari seekor ular ?
3. Bagaimana
cara penyajian ular sehingga menjadi suatu ramuan yang bermanfaat bagi
kesehatan ?
4. Bagaimana
pandangan Islam tentang mengonsumsi ular ?
5. Bagaimana
pandangan medis tentang mengonsumsi ular ?
C.
Tujuan
yang Diharapkan
1. Untuk
mengetahui manfaat dan khasiat ular terhadap kesehatan manusia.
2. Untuk
mengetahui beberapa produk yang dapat di hasilkan dari seekor ular.
3. Untuk
mengetahui cara penyajian ular sehingga menjadi suatu ramuan yang bermanfaat
bagi kesehatan.
4. Untuk
mengetahui pandangan Islam tentang mengonsumsi ular.
5. Untuk
mengetahui pandangan medis tentang mengonsumsi ular.
A.
Pengertian
Ular
Ular adalah hewan yang tergolong kedalam jenis reptil. Ular mempunyai tubuh yang panjang dan bersisik. Kita sering menganggap bahwa ular merupakan hewan berbahaya karena mempunyai bisa atau racun yang mampu membuat mahluk hidup mati bila digigit oleh ular tersebut. Sehingga kita menganggap, bahwa ular memang bukan hewan yang baik untuk di pelihara. Memang rata-rata ular memiliki bisa yang berbahaya. Namun ada juga beberapa ular yang racun dan bisanya tidak berbahaya.
Ular adalah hewan yang tergolong kedalam jenis reptil. Ular mempunyai tubuh yang panjang dan bersisik. Kita sering menganggap bahwa ular merupakan hewan berbahaya karena mempunyai bisa atau racun yang mampu membuat mahluk hidup mati bila digigit oleh ular tersebut. Sehingga kita menganggap, bahwa ular memang bukan hewan yang baik untuk di pelihara. Memang rata-rata ular memiliki bisa yang berbahaya. Namun ada juga beberapa ular yang racun dan bisanya tidak berbahaya.
Bisa atau racun ular tersebut terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Neurotoxin adalah racun yang melumpuhkan sistem
pernafasan dan merusak otak korban yang tergigit.
2. Hemotoxin adalah racun yang merusak sel-sel hingga
darah menggumpal dan berujung pada kematian.
Namun ada beberapa ular yang tidak memiliki bisa yang berbahaya dan bahkan tidak memiliki bisa sekalipun. Sehingga ular yang tidak berbahaya itu banyak diburu masyarakat khususnya pencinta ular untuk mereka pelihara. Namun sekarang ular menjadi tantangan sekaligus hobi tersendiri bagi masyarakat yang menyukainya. Contohnya seperti di India, orang sengaja menternakan ular-ular berbisa untuk dijadikan obat yang di anggap mereka berkhasiat mengobati segala macam penyakit.
B.
Manfaat
Ular Menurut Masyarakat
1. Darah
Fungsi :
1) dapat
meningkatkan libino pria.
2) dipercaya
dapat membuat badan lebih fit dan dan tidak mudah lelah.
3) dapat
mengatasi darah rendah.
2. Serum
Fungsi :
1) sebagai
obat dari virus yang menyerang tubuh manusia, seperti malaria, demam berdarah
dan rabies.
3. Daging
Fungsi :
1) dipercaya
dapat menghangatkan tubuh.
4. Minyak
Fungsi :
1)
menghilangkan rasa panas pada luka bakar kena knalpon
atau disengat serangga.
2)
menghilangkan rasa perih pada luka potong, khitan, tersayat,
terpukul, terjatuh.
3)
menghilangkan rasa gatal dan menyembuhkan penyakit kulit
seperti koreng, kudis, borok, sariawan, gatal.
4)
menghilangkan iritasi pada jerawat wajah.
5)
melindungi luka dan jerawat dari bakteri.
6)
menghentikan pendarahan pada luka dengan segera.
7)
melemaskan daerah luka pada saat penyembuhan dan
menghindari lecet pada bekas luka.
8)
mempercepat penyembuhan luka dan merangsang
pertumbuhan kulit baru.
9)
menyembuhkan luka dengan bekas minimalis.
10)
mempercepat penyembuhan untuk luka bagi penderita Diabetes
(lebih cepat kering).
5. Kulit
Fungsi :
1) dapat
dijadikan berbagai macam produk mulai
dari sepatu, tas, topi, dompet, jaket, ikat pinggang.
6. Empedu
Fungsi :
1) berkhasiat
untuk menyembuhkan hampir semua penyakit berat seperti, kanker, paru-paru,
tumor, dan penyakit berat lainnya.
7. Sumsum
Fungsi :
1) untuk
menyembuhkan rematik, pengapuran, asam
urat dan cepat lelah.
8. Tangkur
Fungsi :
1) dipercaya
mampu mengatasi impotensi.
9. Kulit
dalam bentuk bubuk
Fungsi :
1) dicampur
kopi, untuk mengobati luka yg lambat menutup.
10. Bisa
Para
peneliti di Inggris dan Australia menemukan bahwa bisa ular dapat mencegah
serangan penyakit jantung dan stroke serta mengobati penyakit kanker.
Namun penelitian yang sudah berjalan selama 25 tahun itu belum bisa menetapkan
dosis yang pas dan tepat untuk di konsumsi untuk bisa ular tersebut.
Fungsi :
1) penghilang
rasa sakit, pengencer darah, pereda
ketegangan otot, antikanker, antimikroba, antikejang.
C.
Khasiat
Darah dan Daging Ular bagi Tubuh Menurut Masyarakat
Mengonsumsi darah ular atau binatang lain seperti biawak, trenggiling, otak monyet, dan kalong, diyakini mampu meningkatkan libido pria. Meskipun bisa dipakai sebagai obat berbagai macam penyakit, namun tetap saja mendongkrak libido menjadi tujuan utama konsumennya.
Malam belum lagi
larut di Jl. Mangga Besar Raya, Jakarta Barat, yang masih menyisakan rintik
hujan. Lampu-lampu jalan terlihat nanar, tersaput asap kendaraan bermotor yang
lalu lalang menikmati Jakarta yang terasa sedikit dingin malam itu.
Beberapa puluh
meter dari hotel ‘jam-jaman’ yang biasa di-booking pria ‘hidung belang’ dengan
pasangannya, terlihat sedikit kesibukan di sebuah tenda yang ditutup dengan
kain lebar mirip spanduk bertuliskan khasiat ular kobra dan trenggiling yang
mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kencing manis, darah tinggi,
jantung, haid tidak teratur, dan masih sederet panjang daftar penyakit yang
bisa disembuhkan setelah meminum darah atau empedu ular kobra.
Di meja ditata
beberapa botol arak dan madu yang dipakai untuk mencampur darah dan empedu ular
kobra agar hilang rasa amis, anyir, dan pahit. Di dekat meja, pemilik meletakan
kotak berukuran sekitar 1 m2 berisi puluhan ular kobra, baik yang
jenis biasa maupun king cobra. Sementara anak buahnya terlihat membakar daging
ular yang kemudian disantap pengunjung setelah mereka menenggak darah dan
empedunya.
“Sate ular ini
biasanya dimakan sebagai syarat saja. Ada juga pembeli yang tidak mau makan
sate kobra, mereka hanya minum darah dan empedunya. Dagingnya biasa kita buat
sate dan dijual Rp800 per tusuk,” ujar Uwi alias Safari, 38, pemilik Uwi Kobra
kepada Bisnis.
Menurut pria yang
sudah berjualan ular kobra dan trenggiling di kawasan Mangga Besar sejak 1984
ini, setiap harinya dia bisa menjual minimal 10 ular kobra dalam berbagai
ukuran dengan harga bervariasi. Untuk ular kobra biasa, berukuran kecil,
harganya dipatok Uwi Rp25.000 per ekor. Sedangkan untuk King Cobra, Uwi mematok
harga Rp750.000 per ekor.
“Untuk
trenggiling, harganya dihitungnya per kilogram, dimana per kilogramnya kita
jual Rp110.000. Minimal sehari saya bisa menjual 10 ekor kobra. Nah, kalau pas
musim liburan panjang dan banyak turis Taiwan datang ke sini, saya bisa jual
banyak. Mereka senang melahap ular kobra, baik di sup maupun dibuat sate,”
tuturnya.
Memang, demikian
penuturan Uwi, sebagian besar pelanggannya adalah orang ‘keturunan’. Namun
bukan berarti pribumi tidak suka mengonsumsinya. Sebab, konon kabarnya darah
dan empedu ular kobra akan mampu membuat seorang pria ‘tahan lama’ di ranjang
dengan pasangannya. Tidak hanya itu, gangguan impotensi pun bisa diatasi secara
bertahap dengan mengonsumsi darah dan empedu ular jenis ini. Inilah yang
membuat banyak pria berbondong-bondong mendatangi tempat penjualan darah ular
kobra di bilangan Mangga Besar.
Contoh Kasus I
Seperti dialami
Halim Putra, 26, karyawan di sebuah perusahaan interior yang mengaku
mengonsumsi darah dan empedu ular seminggu tiga kali dengan rata-rata uang yang
dikeluarkan Rp250.000 hingga Rp300.000 sekali makan.
“Hasilnya sungguh
luar biasa. Saya bisa ‘main’ sampai tiga kali berturut-turut dengan pasangan
saya. Selain itu, badan juga terasa fit dan tidak mudah lelah. Selain darah
ular, saya juga suka menyantap otak monyet,” kata pria dengan badan yang memang
terlihat sehat.
Kecenderungan
minum darah dan empedu ular kobra tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan
kota besar lainnya seperti di Surabaya, Medan, Denpasar, dan Semarang. Di
Semarang, Bisnis sempat mengunjungi Istana Raja Kobra, warung sekaligus rumah
milik Sapto Miharjo, perintis pengobatan ramuan ular kobra dan penyedia masakan
olahan daging ular dan biawak di bilangan Barito.
Rumah sekaligus
warung dengan pagar dan kayu penyangga yang bercat hijau muda itu begitu
bersahaja menyapa setiap tamu atau pelanggan yang hadir. Usai melalui pagar,
kita langsung disambut deretan kursi panjang dan meja khas warungan. Beberapa
penggorengan besar dan alat-alat masak usang nampak berjejeran dengan kompor
besar yang mati berdiri kukuh di sudut sebelah kanan.
Sedang di sudut
kiri pintu masuk terdapat sebuah kandang besar dari bambu dan anyaman kawat
didepannya beberapa ember berisi air dan setumpuk buntelan kantung plastik. Di
sebelah atas tumpukan buntelan itu tergantung bulatan kecil-kecil berwarna
hitam yang tak lain adalah empedu kering ular dan biawak.
Tentang buntelan
remeh tergeletak di samping ember itu dan mengingatkan untuk tidak usil
menjamahnya. Sebab sekitar enam ular dari jenis naja sp (kobra lokal) dan
ophiophagus hannah (king cobra)-yang sedang berganti kulit itu sangat
sensitif-tersebut akan dengan senang hati untuk menyemburkan racunnya ke mata
atau mematuk kulit kaki.
“Kalau yang tiga
itu king cobra sudah dipesan oleh pengusaha Korea untuk diambil usai Lebaran,”
ujar Sapto yang biasa disapa Totok yang pengalaman menangkap ular sejak 1977.
Siang itu dirinya
baru saja usai menyembelih seekor kobra lokal seukuran dua meter untuk diambil
darah, empedu, sumsum dan tangkurnya sebagai sarana kesembuhan salah seorang
pasien dari Kota Demak. Seperti yang sudah-sudah dirinya selalu mendapat pasien
dalam kondisi sudah sangat parah dan mengaku sudah menyerah dengan pengobatan
ala kedokteran.
Ular untuk Segala Penyakit
Selain untuk
surungan (kawan minum alkohol lokal, Cong Yang) daging ular biasa (bukan kobra)
menurut Totok berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Sedangkan ular
dari jenis kobra selain dinikmati sebagai surungan, menurut Totok memiliki
banyak khasiat a.l darah untuk darah rendah, daya tahan tubuh lemah; empedu
untuk berkhasiat untuk menyembuhkan hampir semua penyakit berat seperti kanker,
paru-paru, tumor, dan penyakit berat lain; sumsum digunakan untuk menyembuhkan
rematik, pengapuran, asam urat dan cepat lelah; tangkur dipercaya mampu
mengatasi impotensi sedangkan kulit- dalam bentuk bubuk dicampur kopi-untuk mengobati
luka yg lambat menutup.
“Tetapi saya
mengharapkan agar calon pengguna ramuan sebaiknya memeriksakan dirinya terlebih
dahulu secara medis, semisal tekanan darah,” paparnya.
Totok menjelaskan
pemeriksaan medis diperlukan untuk menentukan takaran ramuan yang akan
diberikan untuk tiga hari berturut-turut pertama. Usai tiga hari pertama,
pengguna diharapkan memeriksakan dirinya kembali ke dokter.
Pemeriksaan itu
selain untuk melihat hasil pengobatan juga untuk melihat ulang takaran ramuan,
juga karena ramuan ini terhitung mahal bagi masyarakat yang kurang mampu.
Ramuan ala Totok
sebenarnya cukup sederhana yaitu merupakan campuran dari bagian tubuh kobra
darah, sumsum, empedu dan tangkur ditambah madu dan anggur kolesom.
Penggunaan anggur
kolesom yang berkadar alkohol rendah itu dimaksudkan untuk mempercepat
penyerapan saripati dari ramuan tubuh ular kobra tersebut.
Setiap satu ramuan
tersebut, dirinya mematok harga kobra lokal tak lebih dari Rp25.000 sedangkan
king kobra dipatok harga Rp500.000. Harga itu terhitung sangat murah jika
dibandingkan harga yang dipatok oleh penyedia ramuan darah kobra di kota-kota
lain. Bahkan beberapa diantaranya tega memberikan harga yang berbeda-beda
sesuai ukuran ular.
“Padahal
khasiatnya sama saja baik ular usia tua, ukuran besar kecil. Yang penting
ularnya dari jenis kobra.”
Meski tentu saja
Totok tidak menampik tetap menjaga dapur rumahnya tetap menyala, harga murah
itu adalah bagian dari pelayanan sosial bagi masyarakat.
Mengenai pelanggan
Istana Raja Kobra, Totok menuturkan cukup banyak pejabat-pejabat di Ibukota dan
di Jawa yang turut menjadi pelanggannya. Hanya saja dia mengaku sungkan untuk
menyebutkan nama-nama pejabat yang menjadi pelanggannya.
Hanya saja untuk
pengolahan yang diinginkan oleh pelanggan, Totok mengaku lepas tangan semisal
orang Korea yang memilih untuk merebus 40 ekor ular kobra segala ukuran
hidup-hidup dengan 20 liter air selama 24 jam. Sehingga menyisakan air sekitar
dua liter.
Ada juga tamu yang
memilih memasukkan ular hidup ke dalam botol minuman keras, seperti halnya
menggunakan bayi rusa minuman keras, dipercaya ini mampu mendongkrak kejantanan
peminumnya.
Tapi, menurut Uwi,
sebaiknya bila Anda mau meminum darah kobra yang dicampur empedu, atau sumsum,
pergilah ke tempat yang sudah berpengalaman membunuh ular kobra secara tepat.
“Untuk memotong
kepala dan mengeluarkan darahnya ada caranya, tidak asal potong. Kalau asal
potong, bisanya ikut tertuang ke dalam gelas. Itu sama saja Anda minum racun,
bisa mati,” tegas Uwi.
Contoh Kasus II
Pada medio April
2003 lalu di salah satu restoran kobra di Jl. Ngurah Rai, Bali, seorang pria
yang inngin mengobati penyakit rematik, paru-paru, dan maag yang dideritanya
tewas setelah meminum darah ular. Jadi, selain berharap penyakit bisa lenyap,
Anda juga mesti waspada dengan risiko yang akan menimpa.
D. Pandangan Islam tentang Mengonsumsi
Ular
1. Islam Tidak Memperbolehkan Mengonsumsi Ular
Ular termasuk binatang yang diharamkan karena Nabi shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuhnya tanpa memberikan
keterangan untuk memanfaatkan dagingnya supaya dikonsumsi. Padahal makhluk Allah
tidak boleh dibunuh tanpa ada guna dan disia-siakan.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda,
اُقْتُلُوا
الْحَيَّات
"Bunuhlah
ular." (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu,
ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan untuk membunuh dua hewan yang berwarna hitam ketika shalat:
Kalajengking dan ular." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, al-Nasai,
al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Syaikh Sulaiman bin Shalih al-Khurasyi dalam kitabnya Al-Hayawanaat;
Maa Yu'kal wa Maa Laa Yu'kal (Diterjemahkan: Kamus Halal-Haram),
menyebutkan tentang pendapat yang shahih, bahwa setiap binatang yang
diperintahkan untuk dibunuh maka dagingnya haram dimakan. Maksud dibunuh di
sini adalah dibunuh tanpa dengan sebab yang dibenarkan syariat, yaitu
disembelih sesuai syar'i. Karena seandainya diperbolehkan mengambil manfaat
dengan cara memakan dagingnya tentu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tidak akan memerintahkan untuk membunuhnya. (Lihat: Adwa' al-Bayan, Syaikh
Muhammad Amin al-Syinqithi: 2/273)
Imam al-Nawawi rahimahullah mengatakan,
"Binatang yang diperintahkan untuk dibunuh, maka dagingnya haram
dimakan." (Al-Majmu', Imam Al-Nawawi: 9/22)
“Binatang
yang diperintahkan untuk dibunuh, maka dagingnya haram dimakan”.
(imam al-Nawawi)
Selain itu, ular masuk kategori makanan yang khabaits
(buruk), sama hukumnya seperti kalajengkikng, lalat, cicak, dan lainnya. Syaikh
al-Syinqithi berkata mengenai serangga-serangga tersebut, "Naluri yang
sehat tidak mungkin bisa menikmati binatang-binatang yang buruk ini, apalagi
memandangnya sebagai sesuatu yang baik. Bila ada orang Arab yang memakan
serangga-serangga ini, hal itu semata-mata dikarenakan mereka dalam kondisi
yang sangat kelaparan." (Lihat dalam Kamus Halal-Haram, hal. 38)
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata, "Makan daging ular
dan kalajengking adalah haram menurut ijma' ulama kaum muslimin."
(Al-Fatawa: 11/609)
“Makan
daging ular dan kalajengking adalah haram menurut ijma' ulama kaum muslimin”.
(ibnu Taimiyah)
Dari
pemahaman dan penelitian terhadap Al-Qur’an dan Hadits, para ulama fiqih telah
mengadakan pengelompakan mengenai apa yang boleh dimakan / minum dan tidak.
Secara garis besar sesuatu yang diharamkan karena 6 faktor :
1. Diperoleh secara ilegal
2. Najis
3. Memabukkan
4. Membahayakan bagi tubuh manusia
5. Binatang buas
6. Menjijikkan (Ahkam al Hikmah al Syari’ah alIslamiyah: 113-116)
1. Diperoleh secara ilegal
2. Najis
3. Memabukkan
4. Membahayakan bagi tubuh manusia
5. Binatang buas
6. Menjijikkan (Ahkam al Hikmah al Syari’ah alIslamiyah: 113-116)
2.
Islam Memperbolehkan Mengonsumsi Ular
Pelarangan mengkonsumsi beberapa jenis makanan maupun minuman tidak lain kecuali untuk kemaslahatan manusia sendiri. Apa yang disyariatkan oleh Allah SWT, pasti mengandung hukmah. Sedangkan yang dilarang pasti mengandung kemadlaratan. Dalam hal ini Islam mengambil jalan tengah, hanya melarang perkara yang perlu dilarangdan memperbolehkan apa-apa yang semestinya diperbolehkan. Apa yang membawa dampak positif diperbolehkan, sebaliknya yang membawa dampak negatif tidak diperbolehkan.
Jadi, Islam tidak memperbolehkan
semua, tidak pula melarang semua. Tidak terlal longgar juga tidak terlalu
sempit.
Pada sisis lain, manusia tidak
diciptakan di dunia ini melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT dan
memakmurkan bumi. Untuk itu dia perlu mempertahankan hidupnya. Karenanya
manusia membutuhkan makanan dan minuman sebagai sumber energi serta kesehatan.
Padahal penyakit adalah awal dari kematian jika sudah amat parah dan tidak bisa
diobati. Bukankah penyakit merupakan kematian kecil?
Menurut ajaran Islam, mempertahankan
hidup wajib hukumnya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Al Baqarah;
195. Artinya:
“Dan belanjakanlah harta bendamu dijalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam binasaan, dan berbuat baiklah karena
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
Untuk kepentingan mempertahankan
hidupnya, dalam keadaan darurat, seseorang tidak hanya diperbolehkan bahkan
diwajibkan memakan benda yang diharamkan dalam keadaan normal. Dalam keadaan
terpaksa perkara yang dilarang menjadi diperbolehkan.
Oleh karena itu, sebagaimana untuk
menolak lapar dan dahaga dalam keadaaan darurat diperbolehkan makan dan minum
barang haram, diperkenankan pula mengkonsumsi barang haram untuk keperluan
pengobatan, kecuali minuman keras.
Dengan begitu, minum darah kobra
dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif. Mengingat pembolehan ini
termasuk rukhshah, maka harus memenuhi dua persyaratan:
1.
Tidak ada alternatif lain yang halal
2.
Menurut dokter yang berkompeten, darah ular kobra efektif menyembuhkan penyakit
yang diderita.
Memang
ada juga ulama yang tidak membolehkan berobat dengan barang haram(darah ular
kobra). Mereka berpegang pada sebuah hadits yang artinya,
”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan
kesembuhan pada sesuatu yang diharamkan atas kalian”.
Hadits ini secara eksplisit
membatasi pengobatan pada hal-hal yang diharamkan. Barang haram merupakan
sumber penyakit, bukan sumber kesehatan. Dua kondisi yang tampak bertentangan
ini dikompromikan oleh para ulama dengan mengadakan perbedaaan antara dengan
keadaan terpaksa dan tidak. Kalau terpaksa diperbolehkan, jika tidak terpaksa
maka dilarang. Keterpaksaan dalam konteks pengobatan barang haram, berarti
tidak diketemukannya obat dari bahan yang halal dalam penyakit tertentu.
E.
Fatwa
MUI tentang Mengonsumsi Ular
Komisi C Rakorda XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah I
dalam sidangnya pada tanggal 14 Juni 2008 yang bertepatan dengan tanggal 10
Jumadi al-Akhir setelah,
menimbang:
menimbang:
- Bahwa pemahaman sebagian masyarakat terhadap Islam yang lemah memerlukan respon aktif ulama dan da'i.
- Bahwa acara televisi khususnya extreme kuliner sering menayangkan tayangan yang mempertontonkan seseorang mengkonsumsi hewan yang status hukumnya diharamkan Islam.
- Bahwa sebagian masyarakat belum mengetahui hukum mengkonsumsi sebagian hewan.
- Bahwa menyampaikan ajaran Islam dengan tegas lagi jelas merupakan tugas para ulama.
Memperhatikan:
- Pertanyaan masyarakat tentang hukum makan daging ular.
- Pendapat dan saran peserta sidang Rakorda IX Komisi C Wilayah I.
Mengingat:
ü Ayat-ayat Al-Qur'an
1. Surat Al-An’am ayat 145
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ
يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ
فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ....
"Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi (karena Sesungguhnya semua itu kotor) atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah".
2. Surat Al-Ma’idah ayat 96
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ
....
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan."
3. Surat Al-Baqarah ayat 29
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى
إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu."
4. Surat Al-A’raf ayat 157
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
....
"Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk."
5. Surat Al-Jaatsiyah ayat 13
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya."
ü Hadis Rasulullah Saw
خَمْسٌ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِى الْحِلِّ وَالْحَرَمِ الْحَيَّةُ
وَالْغُرَابُ الأَبْقَعُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ وَالْحِدَأُ (رواه البخاري
ومسلم و أبو دوود والترمذي والنسائي)
"Lima macam binatang yang jahat hendaklah dibunuh baik di tanah halal atau di tanah haram yaitu: ular, burung gagak, tikus, anjing galak dan elang."
ما أحل الله في كتابه فهو حلال و ما حرم فهو حرام و ما سكت عنه فهو عافية فاقبلوا من الله العافية فإن الله لم يكن نسيا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالتِّرْمِذِيُّ و الحاكم )
"Apa-apa yang dihalalkan oleh Allah dalam kitabnya (Al-Qur’an) adalah halal, apa-apa yang diharamkannya hukumnya haram, dan apa-apa yang Allah diamkan atau tidak dijelaskan hukumnya, dimaafkan. Untuk itu terimalah pemaafannya, sebab Allah tidak pernah lupa tentang sesuatu apapun."
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ (رواه مسلم)
"Yang Halal itu sudah jelas dan yang haram pun jelas, dan diantaranya adalah perkara mutasyabihat, kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barang siapa berhati-hati dalam perkara subhat, sebenarnya ia telah menyelamatkan agama dan dirinya."
ü Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah
الأصل في المضار الحرمة
"Pada dasarnya hal
yang berbahaya adalah haram."
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَمٌ عَلَي جَلْبِ الْمَصَالِحِ
"Menghindarkan mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat"
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَمٌ عَلَي جَلْبِ الْمَصَالِحِ
"Menghindarkan mafsadat didahulukan atas mendatangkan maslahat"
لَاضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain."
"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain."
Menfatwakan:
- Mengkonsumsi daging hewan yang mana Nabi Muhammad Saw memerintahkan untuk membunuhnya adalah haram.
- Makan daging ular hukumnya adalah haram.
F.
Pandangan
Medis tentang Mengonsumsi Ular
Peneliti P. Gopalakrishnakone, guru besar dari Fakultas Kedokteran National University of Singapore dalam The 2nd National Symposium The Recent Advances in Critical Care Management of Trauma Cases. Sejumlah obat telah dihasilkan dari racun alami. Senyawa arvin dari racun ular berbisa Malaysia digunakan untuk mengatasi gangguan penggumpalan darah.
Pada 1998, Badan
Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) telah mengkaji dan menyetujui
peredaran empat obat berbahan dasar racun, baik bisa ular, kalajengking maupun
kerang kerucut, yaitu aggrostatin untuk mengobati angina, captopril untuk
tekanan darah tinggi, conotoxin untuk anestesi saraf tulang belakang, serta chlorotoxin
untuk pengobatan tumor otak.
Menurut
Gopalakrishnakone yang menjadi koordinator dan peneliti utama pemanfaatan bisa
dan racun (Venom and Toxin Research Programme/VTRG), penelitian yang dimulai
pada 1985 itu melibatkan pelbagai disiplin ilmu di NUS, pemerintah Singapura
maupun lembaga dari Cina, Vietnam, Jepang, Thailand, Perancis, Inggris, Israel,
dan AS.
Fokus penelitian
adalah mempelajari mekanisme sekresi bisa serta struktur kelenjar penghasil
bisa pada hewan seperti ular, kalajengking, ikan karang, ubur-ubur, dan
laba-laba, kemudian mengisolasi, memurnikan serta meneliti sifat racunnya.
“Racun yang
bersifat racun saraf, racun otot, racun jantung dan pembuluh darah, serta
aktivitas anti penggumpalan darah diteliti untuk mendapatkan molekul yang
potensial untuk dikembangkan sebagai obat,” ujar Gopalakrishnakone.
Sejauh ini VTRG
telah meneliti 23 jenis racun baru a.l hannalgesin dari (king cobra) yang
mempunyai sifat menghilangkan rasa sakit telah dibuat sintetiknya dan
dipatenkan. Demikian pula acidic PLA2 dari kobra lokal yang bersifat anti
penggumpalan darah.
Zat lain, yaitu :
1.
myotoxic PLA2 dari pseudechis australis (ular
coklat dari Australia) yang bermanfaat bagi otot dan ginjal.
2.
buthus martensi (kalajengking merah Cina),
yaitu :
1) Makatoxin
2) Chibutoxin
3) Bukatoxin
3. heterometrus
sps (kalajengking hitam), yaitu :
1) hefutoxin
2) coremiocnemius
validus (laba-laba tarantula Singapura)
3) conus
marmoreus (kerang kerucut)
4) miropechis ikaheka (sejenis ular dari Papua).
Ternyata terdapat 20 jenis enzim pada bisa ular. Komposisi masing-masing enzim berbeda-beda, tergantung jenis ularnya.
Salah satu enzim yang terdapat dalam bisa ular adalah proteinase.
Gigitan ular yang mengeluarkan bisa yang mengandung proteinase akan
menyebabkan jaringan kulit dan otot si korban mati secara cepat.
Tapi, menurut sebuah penelitian di Australia, dalam dosis
tertentu enzim proteinase dapat mengobati kanker. Enzim lain yang
cukup populer ada pada bisa ular adalah cholin esterase.Enzim ini
biasanya menyerang sistem saraf dan membuat otot menjadi kendur. Nah, enzim cholin
esterase dapat digunakan untuk mencegah serangan jantung dan stroke.
Norbert Zimmermann, seorang ahli pengobatan dari Bottrop
Jerman, melakukan riset terhadap bisa ular untuk mengobati alergi. Caranya, memasukkan
alergen yang ada dalam bisa ular ke dalam tubuh pasien secara bertahap
dalam dosis ringan. Lalu, dosisnya akan terus dinaikkan hingga tubuh pasien
menciptakan kekebalan atau antibodi terhadap zat berbahaya yang masuk ke dalam
tubuhnya. Cara ini akan meningkatkan kekebalan dalam tubuh.
Di Indonesia, belum ada penelitian tentang manfaat serum atau
organ ular lainnya bagi pengobatan. Sejauh ini, maraknya pengobatan dengan
menggunakan organ ular lebih kepada pengalaman saja.
Misalnya, pengobatan yang dilakukan sinse Robert yang buka
praktek di Yogyakarta. Sejak umur 8 tahun, dia sudah hidup beradaptasi dengan
ular. Sepanjang pengalamannya, ia mengetahui empedu ular kobra punya banyak
kegunaan. “Misalnya meredakan panas, membuat kulit menjadi bagus, jantung
menjadi kuat, paru-paru menjadi bagus,” ujarnya.
Prinsip pengobatan memakai organ ular adalah melawan penyakit
dengan menggunakan zat berbahaya.
Tapi ada juga yang berpendapat lain. Salah satunya, William
Adi Teja, ahli pengobatan di Oetomo Chinese Medical Centre. Menurut master dari
Beijing University of Chinese Medicine itu, dalam teori Chinese Medicine,
penyakit berbahaya memang bisa disembuhkan dengan racun. “Tetapi jangan ditelan
mentah-mentah. Bagaimana racun berbahaya itu diramu sehingga menjadi obat, dan
berapa dosisnya, itu yang belum diketahui secara pasti ilmunya,” ujarnya.
Kesimpulan
Tidak dibenarkan berobat dengan hal-hal yang diharamkan,
termasuk ular. Setiap muslim wajib meyakini bahwa tidak ada satu penyakit
kecuali Allah seudah menyediakan obatnya. Dan Allah tidak menjadikan obat dari
sesuatu yang haram. Maka jelaslah bahwa ular atau hewan yang diharamkan lainnya
tidak sepatutnya menjadi alternatif pilihan dalam mencari kesembuhan.
Sesungguhnya ilmu kedokteran yang berkembang di masyarakat
kebanyakan menganut azas netralitas, bebas nilai. Salah satunya bebas dari
nilai agama, di antaranya Islam. Sehingga praktek pengobatan banyak yang tidak
memperdulikan nilai halal dan haram. Oleh karena itu tidak sepantasnya seorang
mukmin mudah menengok kepada pengobatan dari ular hanya karena propaganda
adanya khasiat luar biasa yang dikandungnya.
Memang benar, ada yang berobat dengan ular dan bisa mendapat
kesembuhan. Namun hasil duniawi tidak bisa dijadikan sebagai patokan kebenaran.
Sebagaimana orang yang lapar, lalu ia makan babi. Rasa laparnya akan hilang,
lalu apakah makan babi dibolehkan? Jadi patokan dalam berobat bukan hanya
sembuh, tapi mengunakan sesuatu yang dibolehkan oleh Syariat harus menjadi
prioritas.
Semoga bermanfaat.
Wallahu Ta'ala a'lam.
Daftar Pustaka
Salam kenal :)
BalasHapusmau tampil cantik?
BalasHapuskami dari fashion icon menjual berbagai busana modern masa kini..
untuk melihat koleksi2nya kunjungi katalog kami di
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.742124879164184.1073741829.739034972806508&type=3
happy shopping sista..
assalamualaikum...
BalasHapusini mana yang benar..! di situs web ada yang bilang ular halal dan kebanyakan nya yang aku jumpai mengatakan haram, dan hari ini juga tgl 18 oktober aku melihat di acaranya trans7 seorang ustatz mengatakan ular itu halal dan beliau menyuruh seseorang makan sate ular, dampak dari acara itu beberapa orang dari keluarga kami percaya bahwa ular itu halal. mohon di jawab ya...
itu namanya ustdnya ga ngaji dengan benar sob
HapusAssalamualaykum wrwb.semua sdh jls halal d haram,kecuali babi d minuman keras. Khususny pemanfaatan daging ular dsb,apb utk kepentingan kesehatan/kemaslahatan rupanya tak menjadi apa atau soal/masalah.Smg bermanfaat d mendpt ampunanNya aamiin ya Robb.
Hapusitu namanya ustdnya ga ngaji dengan benar sob
BalasHapusinfonya mantap gan...
BalasHapusSukses selalu ya...
For some people would feel disgusted or amused when I hear or see the snake
BalasHapustogel singapura
Mantap ..dengan ada nya impo ini bisa membuka wawasan kita dan yang selama ini ragu sekarang udah terjawab semua dan penempatan nya pun jelas kapan di perbolehkan dan tidak di perbolehkan
BalasHapusWaa makasi banyak yaah untuk informasinyaa, sangat lengkap, berguna dan membantuu sekali. suka banget!
BalasHapus